Buku, selain dapat menambah wawasan dan pengetahuan juga
dapat mengurangi stress dan membuat rileks. Saya mencoba menawarkan ide buku
untuk dibaca. Alexandria Link karya Steve Berry ini awalnya disebabkan karena
saya sedang tertarik dengan cerita-cerita sejarah, baik fiksi maupun non fiksi.
Setelah selesai dengan Gajah Madanya Langit Kresna dan beberapa buku Langit
Kresna yang serinya belum terbit-terbit sampai saat ini, Sabdo Palonnya Damar
Shasangka, lalu sejarah fiksi jaman Romawi lewat Imperium dan Conspiratanya
Robert Harris, dilanjutkan buku yang baru selesai saya baca ini.
Alexandria Link bercerita tentang perebutan suatu informasi
yang sangat berharga yang diyakini dapat menggoyahkan keimanan 3 agama besar
dunia. Informasi tersebut ada di Perpustakaan Alexandria yang diyakini pernah
ada dan masih ada. Perburuan diawali dengan peristiwa penculikan terhadap anak
seorang mantan agen rahasia Amerika Serikat, Cotton Malone.
Cotton Malone mengundurkan diri dari dunia penuh risiko agen
lapangan elit Departemen Luar Negeri Amerika dan membuka toko buku-buku langka.
Namun kehidupannya yang tenang terguncang ketika ia menerima email tanpa
identitas pengirim yang mengancam akan membunuh putranya. Mantan istrinya yang
ketakutan memberitahu bahwa ancaman itu nyata: Putranya yang beranjak remaja
telah diculik. Ketika toko buku Malone di Kopenhagen dibakar hingga rata dengan
tanah, jelas bahwa mereka yang bertanggung jawab terhadap kejadian itu tidak
akan berhenti hingga mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan: Perpustakaan
Alexandria yang hilang.