4.15.2010

Paradoksnya Indonesia

Indonesia Paradoks? Iya, itu dari pengamatan pribadi saya terhadap apa yang terjadi selama ini. Dalam beberapa peristiwa yang terjadi di Indonesia, banyak sekali yang saya katakana tidak normal, atau tidak mengikuti kebiasaan apa yang terjadi di belahan bumi lain. Apa yang terjadi di negeri ini banyak sekali yang bertolak belakang dengan apa yang seharusnya terjadi.

Pada tahun 1998 kita tahu semua ketika itu terjadi krisis ekonomi, namun ketika itu jumlah mobil yang berkeliaran di jalan-jalan Indonesia bukannya berkurang, sebagai akibat menurunnya kemampuan ekonomi masyarakat, malah semakin meningkat. Secara teori ekonomi, apabila terjadi krisis ekonomi dimana harga-harga semakin mahal dan ketika itu nilai Rupiah merosot sangat tajam dibandingkan dengan Dollar Amerika, maka seharusnya daya beli masyarakat akan turun apalagi daya beli terhadap barang-barang impor. Mobil, yang tentu saja adalah barang impor dan tergolong barang mewah tentunya mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi seiring dengan meningkatnya nila dollar. Namun apa yang terjadi di Indonesia, penjualan mobil meningkat, bahkan sampai detik ini penjualan mobil terus meningkat.

Ada lagi masalah sepakbola atau atlit olahraga secara umum. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 200 juta lebih, seharusnya persaingan untuk memperebutkan tempat di Tim Nasional semakin ketat karena semakin banyak pilihan. Namun apa yang terjadi? Tim Nasional Sepakbola Indonesia dalam beberapa even yang dikuti tidak banyak perubahan dalam susunan pemainnya. Hendro Kartiko, Charis Yulianto, Bambang Pamungkas masih saja bercokol disana. Tidak ada perubahan yang seharusnya dengan 200 juta penduduk muncul nama-nama baru yang mengisi line up TimNas sepakbola kita. Sekali lagi paradoks.

Satu lagi yang menurut saya paradoks, mengutip tulisan di situs strategi manajemen. Beberapa waktu lalu sampai saat ini kita dihadapkan dengan kasus-kasus korupsi. Korupsi bahkan telah mendarah daging di negeri ini. Dengan terjadinya korupsi maka terjadi kerugian yang sangat besar yang dialami oleh Indonesia. Dengan kerugian ini seharusnya ekonomi Indonesia mengalami goncangan, bagaimana tidak dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat dikorupsi dan hanya dinikmati oleh segelintir orang. Namun apa yang terjadi? Disaat semua negara di dunia mengalami krisis ekonomi, yang disebut krisis global, pertumbuhan ekonomi Indonesia malah melesat naik menjadi salah satu negara dari hanya tidak lebih dari 10 negara yang ekonominya mengalami peningkatan.

Dari beberapa kejadian tersebut bisa dikatakan banyak paradoks ternjadi di negeri ini, kita tunggu paradoks apalagi yang akan terjadi. Mungkin makelar kasus akan menjadi paradoks berikutnya? Paradoks, makelar kasus yang seharusnya dimusnahkan dari bumi Indonesia malah sangat dibutuhkan untuk memperlancar segala macam urusan yang sudah sangat kita pahami begitu ruwet seperti benang ruwet? Semoga saja tidak.

No comments:

Post a Comment