Hari ini, tanggal 27 Oktober 2012
adalah Hari Listrik Nasional ke 67. Hari Listrik pertama kali diperingati tahun
1945. Tahun ini ada yang berbeda dalam memperingati Hari Listrik. Apabila biasanya
dilakukan dengan melaksanakan upacara bendera, kali ini instruksinya adalah
cukup melaksanakan pemotongan tumpeng sebagai rasa syukur kepada Tuhan.
Ada hal menarik lain pada HLN
tahun ini, yang biasanya status-status teman-teman PLN hanya ucapan selamat
ulang tahun atau sejenisnya, kali ini statusnya selain ucapan selamat ulang
tahun juga ada kalimat lain yang anehnya nadanya seragam, yaitu intinya ”mati
dicaci nyala dilupa”. Mungkin memang itulah yang dirasakan oleh semua insan
Listrik, utamanya teman-teman PLN. Dari hasil ingatan dan pengamatan saya, PLN
hanya diingat ketika mati lampu dan pembahasan subsidi oleh DPR.
Perbaikan dan perubahan kearah yang
lebih baik terus dilakukan secara estafet dari pemimpin satu ke pemimpin
selanjutnya. Telah banyak perubahan terjadi
baik secara internal maupun hubungan dengan pelanggan. Pelayanan semakin ditingkatkan, rasio elektifikasi dan keandalan terus ditingkatkan, inovasi-inovasi rutin dilakukan dan dilombakan. Namun, pelanggan memang raja, apapun harus dipenuhi, bagaimanapun caranya. Tidak disalahkan.
baik secara internal maupun hubungan dengan pelanggan. Pelayanan semakin ditingkatkan, rasio elektifikasi dan keandalan terus ditingkatkan, inovasi-inovasi rutin dilakukan dan dilombakan. Namun, pelanggan memang raja, apapun harus dipenuhi, bagaimanapun caranya. Tidak disalahkan.
Listrik untuk kehidupan yang
lebih baik, slogan ini memang benar, tidak ada listrik maka kehidupan serasa
kurang bergairah. Apalagi dengan kemajuan teknologi, apa yang tidak membutuhkan
listrik? Listrik adalah stimulus perkembangan ekonomi, industri, baik jasa
maupun manufaktur sangat tergantung oleh listrik, jadi apabila listrik handal
maka ekonomi akan bergulir dengan lancer dan taraf ekonomi juga akan semakin
meningkat. Tapi, perlu diingat juga bahwa perusahaan listrik adalah pelaku
industri itu juga,
PLN sebagai perusahaan juga
membutuhkan stimulus, utamanya adalah energi primer. PLN tidak akan bisa
menyediakan listrik apabila bahan bakunya, energi primer, tidak diperolehnya
(dengan mudah dan murah). Keberlanjutan perusahaan listrik tergantung dari
bahan baku produksi listrik, yaitu energi primer, baik itu yang terbarukan
maupun yang tidak. Untuk memperoleh energy primer yang mudah dan murah tentu
perusahaan listrik membutuhkan kebijakan yang memihak, tidak dengan memeras
tapi sumberdaya dikekang.
Beredar rumor akan adanya
privatisasi terhadap perusahaan listrik Negara, sudah tepatkah? Atau setidaknya,
sudah tepat waktukah? Sebenarnya sudah sejak lama rumor ini berkembang. Ketika awal-awal
‘privatisasi’ menjadi kata yang mulai popular di Indonesia, privatisasi PLN sudah
ikut didengungkan. Saya pernah ditanya pendapat tentang ini sebagai pegawai
PLN. Jawaban saya adalah: sebagai professional saya sangat setuju dengan
privatisasi, tapi sebagai mantan aktivis saya menolak, setidaknya belum untuk saat
ini. Alasan saya simpel, intinya adalah yang gelam makin gelap yang terang
makin terang, daerah yang belum terlistriki akan selamanya menganggap listrik
sebagai barang mewah karena dengan tujuan profit perusahaan listrik tidak akan
menganggap daerah terpencil sebagai pasar yang menarik, lalu siapa yang akan
melistriki mereka?
Jadi… PLN masih menjadi
perusahaan non profit untuk melaksanakan tugasnya sebagai penyedia listrik di
daerah-daerah terpencil, implikasinya adalah kewajiban pemerintah untuk
menyediakan anggarannya. Sampai setidaknya tingkat elektrifikasi mendekati
100%, selanjutnya terserah anda…
DIRGAHAYU PT PLN (PERSERO) SEMOGA TETAP JAYA
No comments:
Post a Comment